BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Adam
Smith lahir di Kirkcaldy, Scotlandia pada 5 Juni 1723. Adam Smith merupakan
seorang filsuf yang menjadi pelopor ekonomi modern. Karya-karyanya telah banyak
beredar dan menjadi dasar pemikiran ekonomi yang diterapkan diberbagai belahan
dunia. Pemikiran-pemikiran Smith digolongkan menjadi pemikiran klasik.
Dikatakan klasik karena gagasan-gagasan yang ia tulis sebetulnya sudah banyak
dibahas dan dibicarakan oleh pakar-pakar ekonomi jauh sebelumnya.
Salah
satu karya Smith yang terkenal ialah buku An Inquiry into the Nature and Causes
of the Wealth of Nations. Buku ini menerangkansejarah perkembangan industri dan
perdagangan di Eropa, serta perkembangan perdagangan bebas dan paham
kapitalisme. Oleh karena karyanya tersebut, Smith dikatakan sebagai salah satu
pelopor sistem ekonomi kapitalisme.
Pemikiran
klasik versi Adam Smith dilatar belakangi oleh kondisi perekonomian yang ada di
Eropa pada abad ke 18. Pada sekitar tahun 1776, kepulauan Inggris masih dalam
tahap transisi. Dunia perdagangan baik di dalam maupun keluar negeri telah
berkembang, sedangkan sektor industri dan pertanian mulai menampakkan
perbaikan. Pandangan-pandanganSmith ini bertentangan dengan pandangan kaum
merkantilis. Walau begitu, karya-karya Smith tetap dibaca oleh masyarakat luas
dan mendapat respon dari berbagai kalangan hingga akhirnya pemikiran Smith pun
mempengaruhi perekonomian yang ada pada saat itu.
Beberapa
pemikiran Smith pun masih dipakai hingga saat ini. termasuk sistem ekonomi
kapitalis yang masih eksis hingga sekarang. Besarnya pengaruh dari pemikiran
Adam Smith ini, membuat kelompok kami tertarik untuk membahas pemikiran klasik
Adam Smith sehingga melatar belakangi pembuatan makalah ini. dengan adanya
makalah ini, diharapkan pengetahuan akan bertambah, khususnya mengenai
pemikiran klasik Adam Smith.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasakan
latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya antara lain:
1. Apa
alasan historis yang melatar belakangi munculnya pemikiran klasik (Adam Smith)?
2. Apa
pokok pemikiran dari mahzab klasik (Adam Smith)?
3. Apa
keuntungan yang didapat dalam pemikiran klasik (Adam Smith) dan siapayang
mendapat keuntungan?
4. Bagaimana
pemikiran tersebut valid, berguna atau berlaku pada suatu waktu?
5. Pemikiran
mana yang memiliki kontribusi yang lama?
1.3
Tujuan
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini antara lain:
1. Untuk
memahami dan menambah informasi terkait dengan pemikiran klasik (Adam Smith).
2. Sebagai
bahan pembelajaran dan informasi tambahan bagi mahasiswa serta masyarakat umum.
BAB II
PEMBAHASAN
Adam Smith dikenal sebagi pencetus pertama mengenai free-market capitalist, kebijaksanaan laissez-faire sekaligus merupakan Bapak
ekonomi modern. An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations,
atau yang biasa disingkat “The Wealth of Nation” adalah buku terkenal oleh Adam
Smith yang berisi tentang ide-ide ekonomi yang sekarang dikenal sebagai ekonomi
klasik. Inspirasi dari buku ini tidak lain berasal dari gurunya sewaktu
menuntut ilmu di Universitas Glasgow yakni Francis Hutcheson dan teman
kuliahnya David Hume (Becker, 2007).
2.1 Latar Belakang atau Alasan Munculnya Pemikiran Klasik (Adam
Smith)
Pemikiran-pemkiran
tentang ekonomi sudah sangat berkembang pada abad ke 15, saat terjadi revolusi
pertanian di Eropa. Akan tetapi pengakuan terhadap ilmu ekonomi sebagai cabang
ilmu tersendiri baru diberikan pada abad ke 18, setelah Adam Smith muncul. Adam
Smith merupakan tokoh utama aliran ekonomi yang dikenal sebagai aliran klasik.
Aliran
atau mazhab yang dikembangkan Adam Smith disebut mazhab klasik karena
gagasan-gagasan yang ia tulis sebetulnya sudah banyak dibahas dan dibicarakan
oleh pakar-pakar ekonomi jauh sebelumnya. Misalnya, soal paham individualisme
tidak banyak berbeda dengan paham hedonisme yang dikembangkan oleh Epicurus
masa Yunani kuno. Begitu juga dengan pendapatnya agar pemerintah melakukan
campur tangan seminimal mungkin dalam perekonomian (Laissez faire laissez
passer) sudah dibicarakan oleh Francis Quesnai sebelumnya.
Adam
Smith sebagai pendiri paham klasik hidup pada tahap awal revolusi industri di
Inggris. Situasi yang ada pada saat itu, menjadi acuan bagi Adam Smith dalam mengembangkan
pemikirannya. Pandangan-pandangannya yang optimis tentang kekayaan
bangsa-bangsa tidak orisinal, tetapi dia telah berhasil mengutuhkan berbagai
pandangan yang relevan dengan pembahasannya. Pembahasan teori ongkos produksi,
upah, laba, dan sewa. Di samping itu, teori pembangunannya telah
memperhitungkan pertumbuhan penduduk, pembagian kerja dan akumulasi modal.
Pada
sekitar tahun 1776, kepulauan Inggris masih dalam tahap transisi. Dunia
perdagangan baik di dalam maupun keluar negeri telah berkembang, sedangkan
sektor industri dan pertanian mulai menampakkan perbaikan. Dengan
pandangan-pandangannya itu sebenarnya Smith menentang arus. Pemikiran
merkantilis masih berkembang pada masa itu. Paham merkantilis menekankan pada
peranan negara dalam kegiatan ekonomi.
Pendekatan
Adam Smith, bila dibandingkan dengan pemikiran-pemikiran paham sebelumnya,
lebih terpadu, konsisten, mendalam, dan bersifat lebih umum. Membicarakan
kekayaan sangat penting, karena itulah subyek pengkajian ekonomi. Dia menantang
pandangan kaum Merkantilis yang menyatakan bahwa kekayaan itu terdiri dari uang
dan logam-logam mulia. Perdagangan internasional bukan semata-mata untuk
mendapatkan logam-logam mulia, tetapi untuk pertukaran komoditi yang
diperlukan, memperluas pasar, dan hal ini akan meningkatkan pembagian kerja.
2.2 Pokok Pemikiran Klasik (Adam Smith)
Paham filsafat
naturalis merupakan landasan pemikiran Adam Smith. Tulisan Smith terdiri dari
penjelasan menyeluruh megenai berbagai tulisan merkantilis dan fisokrat yang
disentiskan dengan baik menjadi satu bahan kajian ekonomi. Perbedaan pendapat
antara Smith dan kaum fisiokrat salah satunya mengenai faktor yang menentukan
kemakmuran, dimana kaum fisiokrat percaya bahwa alam dan lahan yang menentukan
tingkat kemakmuran. Sedangkan menurut Smith, penentuan tingkat kemakmuran
adalah kemampuan manusia sendiri sebagai faktor produksi.
Pembahasan Smith lebih
banyak bersifat mikro dengan penekanan pada penentuan harga yang dilakukan
dengan pendekakatan deduktif beserta dengan penjelasan historisnya. Smith
berpandangan optimis tentang masa depan dunia. Fokus utamanya adalah
peningkatan individu melalui kesederhanaan dan perilaku yang baik, menabung dan
berinvestasi, perdagangan dan pembagian kerja, pendidikan dan pembentukan
kapital, serta pembuatan teknologi baru. Beliau lebih tertarik untuk
meningkatkan kemakmuran ketimbang membagi-bagi kemakmuran (Becker, 2007).
Salah satu pemikiran
Smith yang tertuang dalam buku-bukunya, menghasilkan sebuah pemikiran mengenai sistem ekonomi kapitalisme.
Pemikiran kapitalisme adalah sebuah sistem ekonomi yang filsafat sosial dan
politiknya didasarkan kepada azas pengembangan hak milik pribadi dan
pemeliharaannya serta perluasan faham kebebasan. Roh pemikiran ekonomi Adam
Smith adalah perekonomian yang berjalan tanpa campur tangan pemerintah. Model
pemikiran Adam Smith ini disebut Laissez Faire yang berasal dari bahasa
Perancis, digunakan pertama kali oleh para fisiokrat di abad ke 18 sebagai
bentuk perlawanan terhadap intervensi pemerintah dalam perdagangan.
Laissez-faire menjadi sinonim untuk ekonomi
pasar bebas yang ketat selama awal dan pertengahan abad ke-19 (Skousen,
2005).
Secara umum, istilah
Laissez Faire dimengerti sebagai sebuah doktrin ekonomi yang tidak menginginkan
adanya campur tangan pemerintah dalam perekonomian. “In economics, Laissez-faire means allowing industry to be free of
government restriction, especially restrictions in the form of tariffs and
government monopolies.” Adam Smith memandang produksi dan perdagangan
sebagai kunci untuk membuka kemakmuran. Agar produksi dan perdagangan maksimal
dan menghasilkan kekayaan universal, Smith menganjurkan pemerintah memberikan
kebebasan ekonomi kepada rakyat dalam bingkai perdagangan bebas baik dalam
ruang lingkup domestik maupun internasional (Skousen, 2005).
Dalam bukunya The
Wealth of Nations, Smith juga mendukung prinsip “kebebasan alamiah”, yakni
setiap manusia memiliki kebebasan untuk melakukan apa yang diinginkannya tanpa
campur tangan pemerintah. Ini mengandung pengertian negara tidak boleh campur
tangan dalam perpindahan dan perputaran aliran modal, uang, barang, dan tenaga
kerja.
Berbicara mengenai arti
nilai dalam ekonomi, Smith mengidentifikasikan barang memiliki dua nilai yakni
nilai guna (value in use) dan nilai
tukar (value in exchange). Nilai
tukar barang akan ditentukan oleh jumlah tenaga (labor) yang diperlukan selama menghasilkan barang tersebut,
sedangkan nilai guna adalah nilai kegunaan atau fungsi barang itu sendiri
(Deliarnov, 2010). Contoh nilai tukar barang dapat dilihat dari tingkat
keterampilan ataupun lama waktu yang digunakan dalam proses pembuatan barang
yang nantinya dipakai dalam menentukan harga. Menurut Smith, hubungan antara
nilai tukar dan nilai guna bersifat relatif. Hal ini terlihat dari perumpamaan air
dan intan yang ia jelaskan sebagai contoh kasus dimana air yang notabene
memiliki nilai guna lebih tinggi, tidak memiliki harga yang lebih tinggi pula
dibandingkan intan yang sebenarnya tidak memiliki nilai guna. Teori nilai Smith
sebenarnya merupakan salah satu kelemahan dari teori klasik yang tidak
mengedepankan nilai utilitas, namun persoalan paradoks ini selanjutnya mampu
dipecahkan oleh murid Smith yakni Alfred Marshall (Deliarnov, 2010).
Perbedaan utama
mengenai teori ekonomi klasik dan neoklasik dapat dilihat dari konsep utility.
Dalam ekonomi klasik, utilitas tidak menjadi kajian dalam pelbagai teori yang
dibawa olehnya baik dari segi nilai, labor ataupun pertumbuhan. Dalam teori
klasik, nilai keseimbanganlah yang menjadi patokan harga dibandingkan
nilai-nilai penawaran dan permintaan (supply
and demand). Sedangkan dalam neoklasik, nilai keperluan menjadi prioritas
utama disamping nilai kesetimbangan yang juga digunakan dalam mengontrol supply
and demand (Button, 2014).
Dari segi nilai (value), ekonomi klasik dan neoklasik
memiliki definisi yang sangat berbeda. Dalam teori klasik, nilai suatu barang
sama dengan harga yang digunakan dalam produksi. Sedangkan dalam neoklasik,
nilai suatu barang bertumpu pada fungsi supply
and demand. Maka dari itu, dalam ekonomi klasik, value bersifat inherent
(tidak terpisahkan) dan dalam neoklasik value
bersifat perceived property
(dirasakan). Dengan kata lain, dalam neoklasik nilai merupakan harga sedangkan
dalam neoklasik nilai berarti keperluan. Hal ini selanjutnya menjadi
permasalahan baru bagi ekonomi klasik dalam mendefinisikan profit dalam
kegiatan ekonomi. Apabila nilai sama dengan harga, maka darimanakah profit atau
keuntungan tersebut dapat diperoleh? Hal ini dikritik oleh para kaum neoklasik
yang mendefinisikan profit sebagai kelebihan dari pendapatan diatas biaya atau
ongkos. Jadi, jika penawaran dan permintaan untuk hasil barang dengan harga
lebih tinggi dari tenaga kerja dan modal yang masuk ke dalam biaya produksi,
maka barang dan komponennya hanya memiliki harga keseimbangan juga berbeda
(Button, 2014).
Selanjutnya, dari segi
rasionalitas neoklasiklah yang cenderung menekankan nilai-nilai ini. Dalam
neoklasik, individu memiliki pilihan rasional yang menjadi acuan dalam perilaku
jual beli, dimana individu cenderung untuk memaksimalkan keperluan mereka dan
perusahaan berusaha untuk memaksimalkan keuntungan. Sedangkan dalam teori
klasik, tidak ada perbedaan antara perusahaan dan individu mengenai prinsip
rasionalitas. Yang ada hanya tingkat pendapatan keuntungan yang sama antara
perusahaan dan pekerja (salah satu keuntungan ekonomi yang dikarenakan
invisible hand dalam pasar bebas). Terakhir adalah mengenai konsep
keseimbangan. Bagi ekonomi klasik, keseimbangan (equilibrium) dapat dicapai
apabila tabungan sama dengan investasi, sedangkan bagi neoklasik keseimbangan
terjadi dalam titik pertemuan antara kurva penawaran dan permintaan. Hal ini
merupakan perbedaan yang paling fundemantal antar ekonomi klasik dan neoklasik,
karena keduanya menggunakan komponen unsur yang berbeda (Button, 2014).
Pemikiran yang ditulis Smith juga
meliputi filsafat sosial dan politik, dan juga pemikiran ekonomi yang
diturunkan dari filsafat tersebut. Berikut adalah penjelasan dari pemikiran
tersebut:
1) Filsafat
Sosial dan Politik
Adam
Smith menyatakan bahwa pada hakekatnya perilaku manusia mempunyai enam motif.
Keenam motif itu antara lain: cinta diri sendiri (self-love), simpati, keinginan untuk merdeka, mempunyai sopan
santun, senang bekerja dan cenderung untuk saling menukar, barter dengan
barang-barang lain. Dengan dasar dan motif ini manusia bebas mempertimbangkan
dan memperoleh apa yang dia rasa patut untuk kepentingan dirinya.
Mencintai diri sendiri saling berkaitan dengan
motif-motif lainnya, terutama dengan motif simpati dimana akan dicapai
keseimbangan alamiah perilaku manusia, yang menurut Smith diatur oleh invisible hand. Konsekuensi dari
motif tersebut adalah campur tangan pemerintah yang terlalu jauh yang akan
bersifat negatif. Tiga tugas utama pemerintah adalah: pertama, tugas pertahanan
dan keamanan; kedua, menjamin tegaknya keadilan; dan ketiga,
mempersiapkan public works dan
hal-hal yang bersifat kelembagaan yang tidak dapat dilakukan secara individu.
Kemudian,
pertukaran akan mendatangkan kepuasan serentak bagi dua individu. Setiap orang
menghasilkan sesuatu yang dapat menguntungkan dirinya dan dipertukarkan dengan
orang lain. Ini berarti, pembuatan barang atau jasa telah mempertimbangkan
kepentingan orang lain. Smith tidak hanya melihat sektor pertanian sebagai sektor
yang produktif, tetapi mempelajari lebih luas hubungan perdagangan, industri
dengan pertanian. Dengan mendorong investasi ke sektor industri akan
mengembangkan sektor pertanian dan menimbulkan kegiatan pertukaran. Ini berarti
memajukan perdagangan.
2)
Teori
Nilai
Menurut
Smith, kekayaan suatu bangsa tergantung pada: pertama, tingkat produktivitas
tenaga kerja; dan kedua, jumlah penggunaan tenaga kerja, yakni tenaga kerja
produktif yang terpakai. Smith memulai pembahasan pembagian kerja karena hal
ini menyangkut dasar terjadinya transformasi dari bentuk tenaga kerja yang
konkrit dan produktif yang menghasilkan barang-barang (nilai
guna) menjadikan tenaga kerja sebagai suatu unsur sosial. Secara abstrak,
inilah yang menjadi sumber kekayaan (nilai tukar). Pembagian kerja adalah dasar
untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja.
Smith juga berpendapat bahwa pada dasarnya tindak laku manusia
berasal pada kepentingan sendiri (self-interest)
bukan belas kasihan ataupun perikemanusiaan (Deliarnov, 2010). Meskipun
terdengar kurang baik, hal ini bukan berarti kita tidak dapat berhubungan
dengan sesama manusia, kita tetap bisa menjalankan bisnis dengan manusia.
Namun, perlu dingat bahwa manusia
melakukan segala sesuatunya berdasar pada “self-interest”
manusia itu sendiri. Dalam pembagian kerja, Smith menyimpulkan bahwa
produktivitas tenaga kerja akan lebih maksimal apabila dilakukan pembagian
kerja (division of labor) . Artinya,
pembagian melalui spesialisasi perorangan yang melakukan produksi akan
menghasilkan output yang lebih baik dan lebih efisien. Smith juga menjelaskan
dengan menggunakan teknologi-teknologi baru dalam sistem produksi akan
meningkatkan hasil produksi pula. Maka dari itu, Smith percaya pada kekuatan
investasi dalam pembelian atau penggunaan teknologi.
3)
Teori
Modal dan Distribusi
Pada
ekonomi yang lebih modern, telah terjadi akumulasi modal dan lahan dimiliki
tuan lahan, sedangkan pemilik modal mendapat laba. Dengan demikian terjadi
pergeseran arti teori nilai. Dengan demikian, nilai nyata suatu barang sama
dengan ongkos produksi. Jadi, sumber nilai bukan hanya tenaga kerja, tetapi
juga lahan dan pemilik modal.
Hal
ini menimbulkan pertanyaan “dari mana nilai surplus itu berasal?”. Smith
menolak pendapat yang menyatakan bahwa surplus berasal dari barang yang dijual
dengan tingkat harga di atas nilainya. Nilai itu katanya mengandung dua bagian
yakni, kepada tenaga kerja di satu pihak dan pemilik modal (termasuk lahan).
Pengertian ini sejalan dengan paham Fisiokrat, tetapi Fisiokrat berpendapat
bahwa terjadi nilai tambah (value added)
sebagai hasil tenaga kerja, bukan hadiah dari alam. Dengan demikian, sulit
mengatakan bahwa sumber nilai satu-satunya adalah tenaga kerja.
Penjelasan
Smith sebagian menyangkut teori distribusi yakni hasil dari setiap golongan
masyarakat. Pertama, kelompok kerja subsisten, dan kedua, hasil dari pemilik
lahan, dan pemilik modal. Inilah yang membuat teori ongkos produksi lebih
relevan dari teori ongkos tenaga kerja. Dengan demikian, laba merupakan bagian
dari nilai barang yang dihasilkan merupakan milik kapitalis. Hubungan upah dan
laba berlawanan. Peningkatan persediaan modal karena persaingan berakibat pada
tingkat laba yang menurun sedangkan permintaan tenaga kerja meningkat. Keadaan
terakhir ini akan meningkatkan pula tingkat upah. Tingkat laba menurut Smith
adalah sekitar jumlah modal yang hilang dalam proses produksi ditambah jasa
pemilik modal.
Tingkat
laba memang berfluktuasi tetapi dengan kemajuan masyarakat, tingkat laba
cenderung turun. Akumulasi modal meningkatkan persaingan dan negara semakin
banyak penduduknya sedangkan lahan yang kurang subur akan digunakan semakin
meluas. Berkenaan dengan hal yang terakhir ini, Smith mengemukakan teori
tentang rente sebagaimana juga laba dan upah bagian dari nilai barang,
tetapi efeknya terhadap harga barang tidak seperti efek laba dan tingkat upah.
Tinggi rendahnya laba dan upah menyebabkan tinggi rendahnya tingkat barang.
Smith
berpendapat bahwa rente tidak termasuk penentu tingkat
harga. Rente bukanlah sebab tetapi akibat, maka jika tingkat harga
barang meningkat maka rente ikut meningkat. Jika harga hasil
pertanian hanya cukup untuk menutupi ongkos-ongkos kapitalis, maka lahan tidak
terkena beban sewa, tetapi jika tingkat harga meningkat, maka tuan lahan
menjadi monopolis. Sebenarnya, dari pandangan ini terlihat terjadi
ketidakazasan teori rente.
Teori Keunggulan Mutlak/
Absolute Adam smith
Teori
keunggulan mutlak (theory of absolute advantage) merupakan teori yang
dikemukakan oleh Adam Smith. Teori ini menyatakan bahwa setiap negara akan
memperoleh manfaat perdagangan internasional apabila melakukan spesialisasi
pada produk yang mempunyai efisiensi produksi lebih baik dari negara lain, dan
melakukan perdagangan internasional dengan negara lain yang mempunyai kemampuan
spesialisasi pada produk yang tidak dapat diproduksi di negara tersebut secara
efisien.
Menurutnya,
suatu negara dapat disebut memiliki keunggulan mutlak dari negara lain jika
negara tersebut memproduksi barang atau jasa yang tidak dapat diproduksi oleh
negara lain. Misalnya, Indonesia memproduksi keris dan tidak memproduksi
satelit pemancar. Sebaliknya, Jepang memproduksi satelit pemancar dan tidak
memproduksi keris. Dengan demikian, perdagangan internasional akan terjadi di
antara keduanya bila Indonesia dan Jepang bersedia bertukar satelit pemancar
dan keris.
Teori
absolut advantage (Keunggulan Mutlak) ini didasarkan pada beberapa asumsi pokok
antara lain:
·
Faktor produksi yang
digunakan hanya tenaga kerja saja.
·
Kualitas barang yang
diproduksi kedua negara sama.
·
Pertukaran dilakukan
secara barter atau tanpa uang.
·
Biaya transpor
ditiadakan.
The Wealth of
Nations, edisi London 1776
The
Wealth of Nations menjadi berpengaruh karena telah dengan keras membuat bidang ekonomi
dan perkembangannya ke dalam disiplin yang sistematis dan berdiri sendiri.
Dalam dunia barat, masih dibincangkan kalau ini merupakan buku paling
berpengaruh dalam subyek tersebut yang pernah diterbitkan.
Ketika
buku tersebut menjadi manifestasi klasik melawan merkantilisme (teori di mana
cadangan besar dari logam mulia merupakan keharusan bagi suksesi ekonomis),
muncul pada tahun 1776, ada kesadaran kuat untuk perdagangan bebas baik di
Inggris maupun Amerika. Perasaan baru ini telah dilahirkan dari kesusahan
keadaan ekonomi dan kemiskinan yang diakibatkan oleh Perang kemerdekaan
Amerika. Bagaimanapun, pada saat publikasinya, tidak semua orang lantas yakin
pada kelebihan perdagangan bebas: publik dan parlemen di Inggris masih memakai
sistem merkantilisme untuk beberapa tahun kedepannya.
Satu
dari poin utama The Wealth of Nations adalah pasar bebas, ketika penampilannya
kacau dan tidak teratur, sebenarnya dipandu untuk membuat nilai yang benar dan
bermacam barang oleh "tangan-tangan tak terlihat" (sebuah imej yang
dipakai Smith dalam Teory of Moral Sentiments, tetapi pertama kali dipakai
dalam esai miliknya, "Sejarah Astronomy"). Jika sebuah kelangkaan
produk terjadi, misalnya, maka harganya naik, membuat marjin keuntungan yang
membuat insentif bagi yang lain untuk masuk ke produksi tersebut, dan mengatasi
kelangkaan.
Jika terlalu banyak produsen yang masuk ke pasar, kompetisi
yang meningkat di antara para manufaktur dan kenaikan penawaran akan menurunkan
harga di produk tersebut sampai titik di mana harga produksinya, harga natural.
Bahkan jika keuntungan sampai kosong pada "harga natural", maka akan
ada insentif untuk memproduksi barang dan jasa, dan semua ongkos produksi,
termasuk kompensasi untuk buruh pemilik, juga dimasukkan dalam harga barang jual.
Jika harga jatuh di bawah keuntungan kosong, produsen akan keluar dari pasar,
jika mereka berada di atas keuntungan kosong, produsen akan masuk ke pasar.
Smith percaya kalau motif manusia seringkali egois dan tamak, kompetisi dalam
pasar bebas akan bertujuan menguntungkan masyarakat seluruhnya dengan memaksa
harga tetap rendah, di mana tetap membangun dalam insentif untuk bermacam
barang dan jasa. Selain itu, dia cemas akan pebisnis dan melawan formasi
monopoli.
Esensi Model Ekonomi Klasik
Ringkasnya,
model ekonomi klasik yang dikembangkan oleh Smith, dan didukung oleh
murid-muridnya dari generasi ke generasi, terdiri dari empat prinsip umum:
1). Penghematan,
kerja keras, kepentingan diri yang baik, dan kedermawaan terhadap orang lain
adalah kebajikan dan karena itu harus didukung.
2). Pemerintah
harus membatasi kegiatannya pada peraturan keadilan, memperkuat hal milik
privat, dan mempertahankan negara dari serangan asing.
3). Dibidang
ekonomi, negara harus mengadopsi kebijakan laissez faire nonintervensi
(perdagangan bebas, pajak rendah, birokrasi minimal, dan sebagainya)
4). Standar
klasik emas/perak akan mencegah negara mendepresiasi mata uang dan dan
menghasilkan lingkungan moneter yang stabil di mana ekonomi berkembang.
2.3 Keuntungan dari Pemikiran Klasik (Adam Smith)
Teori
klasiknya memiliki pandangan-pandangan baru yang pada masanya merupakan tahap
awal revolusi industry. Pembahasannya terentang dari teori ongkos produksi,
upah, laba, sewa serta teorim pembangunan yang turut memperhitungkan nilai
pembagian kerja dan akumulasi modal.
Selain itu juga dari teori keunggulan mutlak dan perdagangan bebas,
bebarapa Negara mendapatkan keuntungan sendiri saat menerapkan teori tersebut.
2.4 Bagaimana Pemikiran Klasik (Adam Smith) Valid, Berguna atau
Benar dalam Suatu Waktu
Dukungan Smith terhadap
kebebasan alamiah menimbulkan pemikiran baru dikalangan generasi, kata-katanya
mengubah arah politik, menghancurkan doktrin proteksionisme merkantilisme lama
dan membebaskan belenggu manusia. Sebagian besar negeri di seluruh dunia yang
mulai bergerak menuju perdagangan bebas bisa dikatakan dipengaruhi oleh
pemikiran karya Adam Smith. The Wealth of Nations adalah dokumen ideal untuk
melengkapi revolusi industri dan hak-hak politik manusia.
Pengaruh
The Wealth of Nations salah
satu usaha terawal untuk mempelajari bangkitnya industri dan perkembangan
ekonomi di Eropa, merupakan pengawal ke disiplin akademis modern dari ekonomi.
Ini memberi salah satu rasional intelektual paling dikenal untuk perdagangan
bebas dan kapitalisme, mempengaruhi secara luas tulisan ekonom selanjutnya.
Ada beberapa kontroversi
atas perluasan dari keaslian Smith dalam Wealth of Nations. Beberapa
berpendapat kalau karya tersebut menambah hanya sedikit dari ide yang sudah ada
sebelumnya dari Anders Chydenius (The National Gain 1765), David Hume dan Baron
de Montesquieu. Sebenarnya, banyak dari teori Smith hanya menjelaskan tren
sejarah dari merkantilisme dan menuju perdagangan bebas dimana telah
dikembangkan selama beberapa dekade dan memiliki pengaruh signifikan dalam
kebijakan pemerintah. Bagaimanapun, karya Smith merangkum ide mereka secara
komperhensif, dan juga menjadi salah satu buku paling berpengaruh dan penting
saat ini dalam bidang ekonomi.
Smith berada di peringkat 30
di Daftar orang paling berpengaruh-nya Michael H. Hart. Dari
13 Maret 2007 kesana potret Smith muncul dalam £ 20 baru. Dia merupakan orang
Skotlandia pertama yang ditampikan dalam mata uang tersebut oleh Bank of
England. Pada 25 Juni 2006, dimana Warren Buffet mengumumkan kalau dia akan
menyumbangkan kekayaannya ke The Bill and Melinda Gates Foundation, dia
dihadiahi salinan dari Wealth of Nations Adam Smith oleh Bill Gates. Adam
Smith merupakan insipirasi dari grup konservatif dari Missouri, Adam Smith
Foundation.
2.5 Pokok Pemikiran dari Mahzab Klasik (Adam Smith) yang
Berkontribusi Lama
Pemikiran-pemikiran
Adam Smith masih digunakan hingga kini. Pemikiran kapitalisme masih menjadi
pemikiran yang diterapkan hingga saat ini. sistem ekonomi kapitalis masih
digunakan dibeberapa negara, khususnya di negara-negara barat. Selain itu juga, dari pemikiran Adam
Smith ini sampai saat ini perdagangan bebas dan keunggulan mutlak masih di
terapkan di beberapa Negara.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Adam Smith sebagai
Bapak ekonomi modern dengan teori klasiknya memiliki pandangan-pandangan baru
yang pada masanya merupakan tahap awal revolusi industri. Pembahasannya
terentang dari teori ongkos produksi, upah, laba, sewa, serta teori pembangunan
yang turut memperhitungkan nilai pembagian kerja dan akumulasi modal.
Landasan pandangan ekonomi kalsik adalah kepentingan pribadi (self-interest) dengan kemerdekan
alamiah, sehingga setiap orang dengan tepat mengetahui apa yang perlu dan
menguntungkan bagi dirinya. Bila dibandingkan dengan pemikiran-pemikiran paham
sebelumnya, teori Smith cenderung lebih terpadu, konsisten, mendalam, dan
bersifat lebih umum dengan banyak membicarakan mengenai kekayaan.
Beliau juga menantang pandangan kaum Merkantilis yang menyatakan
bahwa kekayaan itu terdiri dari uang dan logam-logam mulia. Menurut Smith,
perdagangan internasional bukan semata-mata untuk mendapatkan logam-logam mulia
tetapi untuk pertukaran komoditi yang diperlukan, memperluas pasar dan hal ini
yang akan meningkatkan pembagian kerja. Mengenai perbedaanya dengan neoklasik,
penulis berpendapat bahwa teori klasik yang diusung oleh Smith memiliki banyak
kekurangan yang belum bisa dijelaskan dari sisi rasionalitas seperti halnya yang
telah disempurnakan oleh neoklasik.
Definisi mengenai keperluan, penawaran dan permintaan seharusnya
juga diperhitungkan oleh teori kalsik dalam mencapai keuntungan yang diinginkan
seperti halnya masalah paradoks mengenai air dan intan yang belum bisa
dijelaskan dengan baik oleh teori klasik. Selain itu, Adam Smith juga mengungkapkan
adanya teori keunggulan mutlak dan perdagangan bebas dalam perdangan antar
Negara.
Daftar
Pustaka
Becker, Gary S., 2007. Economic Theory. New Jersey:Transaction
Publishers.
Deliarnov, 2010. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta:Rajawali
Pers.
Nanxsu.blog.com/2012/03/27/teori-ekonomi-klasik/ diakses pada
Sabtu, 5 Maret 2016 pukul 20.00.
Skousen, Mark, 2007. Sang Maestro Teori-Teori Ekonomi Modern.
Jakarta:Prenada Media.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Adam_Smith
PokerStars Casino | Best New Slots and Table Games - KADangpintar
BalasHapusPokerStars is a kadangpintar new online gambling brand 바카라 사이트 created and developed in หารายได้เสริม collaboration with a brand of slot machines, virtual poker, roulette and baccarat that brings all the action
Mohegan Sun to launch online sports betting at Pocono Downs
BalasHapusThe Mohegan Sun 상주 출장마사지 Pocono race 양산 출장안마 and sportsbook will open at 8 p.m. Thursday with 삼척 출장안마 the simulcast 정읍 출장안마 running on the first Thursday of every 원주 출장안마 week on