Minggu, 27 Maret 2016

PEMIKIRAN KLASIK ADAM SMITH

BAB I
PENDAHULUAN 
1.1  Latar Belakang
Adam Smith lahir di Kirkcaldy, Scotlandia pada 5 Juni 1723. Adam Smith merupakan seorang filsuf yang menjadi pelopor ekonomi modern. Karya-karyanya telah banyak beredar dan menjadi dasar pemikiran ekonomi yang diterapkan diberbagai belahan dunia. Pemikiran-pemikiran Smith digolongkan menjadi pemikiran klasik. Dikatakan klasik karena gagasan-gagasan yang ia tulis sebetulnya sudah banyak dibahas dan dibicarakan oleh pakar-pakar ekonomi jauh sebelumnya.
Salah satu karya Smith yang terkenal ialah buku An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations. Buku ini menerangkansejarah perkembangan industri dan perdagangan di Eropa, serta perkembangan perdagangan bebas dan paham kapitalisme. Oleh karena karyanya tersebut, Smith dikatakan sebagai salah satu pelopor sistem ekonomi kapitalisme.
Pemikiran klasik versi Adam Smith dilatar belakangi oleh kondisi perekonomian yang ada di Eropa pada abad ke 18. Pada sekitar tahun 1776, kepulauan Inggris masih dalam tahap transisi. Dunia perdagangan baik di dalam maupun keluar negeri telah berkembang, sedangkan sektor industri dan pertanian mulai menampakkan perbaikan. Pandangan-pandanganSmith ini bertentangan dengan pandangan kaum merkantilis. Walau begitu, karya-karya Smith tetap dibaca oleh masyarakat luas dan mendapat respon dari berbagai kalangan hingga akhirnya pemikiran Smith pun mempengaruhi perekonomian yang ada pada saat itu.
Beberapa pemikiran Smith pun masih dipakai hingga saat ini. termasuk sistem ekonomi kapitalis yang masih eksis hingga sekarang. Besarnya pengaruh dari pemikiran Adam Smith ini, membuat kelompok kami tertarik untuk membahas pemikiran klasik Adam Smith sehingga melatar belakangi pembuatan makalah ini. dengan adanya makalah ini, diharapkan pengetahuan akan bertambah, khususnya mengenai pemikiran klasik Adam Smith.


1.2  Rumusan Masalah
Berdasakan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya antara lain:
1.      Apa alasan historis yang melatar belakangi munculnya pemikiran klasik (Adam Smith)?
2.      Apa pokok pemikiran dari mahzab klasik (Adam Smith)?
3.      Apa keuntungan yang didapat dalam pemikiran klasik (Adam Smith) dan siapayang mendapat keuntungan?
4.      Bagaimana pemikiran tersebut valid, berguna atau berlaku pada suatu waktu?
5.      Pemikiran mana yang memiliki kontribusi yang lama?
1.3  Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini antara lain:
1.      Untuk memahami dan menambah informasi terkait dengan pemikiran klasik (Adam Smith).
2.      Sebagai bahan pembelajaran dan informasi tambahan bagi mahasiswa serta masyarakat umum.
BAB II
PEMBAHASAN

Adam Smith dikenal sebagi pencetus pertama mengenai free-market capitalist, kebijaksanaan laissez-faire sekaligus merupakan Bapak ekonomi modern. An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations, atau yang biasa disingkat “The Wealth of Nation” adalah buku terkenal oleh Adam Smith yang berisi tentang ide-ide ekonomi yang sekarang dikenal sebagai ekonomi klasik. Inspirasi dari buku ini tidak lain berasal dari gurunya sewaktu menuntut ilmu di Universitas Glasgow yakni Francis Hutcheson dan teman kuliahnya David Hume (Becker, 2007).

2.1 Latar Belakang atau Alasan Munculnya Pemikiran Klasik (Adam Smith)
Pemikiran-pemkiran tentang ekonomi sudah sangat berkembang pada abad ke 15, saat terjadi revolusi pertanian di Eropa. Akan tetapi pengakuan terhadap ilmu ekonomi sebagai cabang ilmu tersendiri baru diberikan pada abad ke 18, setelah Adam Smith muncul. Adam Smith merupakan tokoh utama aliran ekonomi yang dikenal sebagai aliran klasik.
Aliran atau mazhab yang dikembangkan Adam Smith disebut mazhab klasik karena gagasan-gagasan yang ia tulis sebetulnya sudah banyak dibahas dan dibicarakan oleh pakar-pakar ekonomi jauh sebelumnya. Misalnya, soal paham individualisme tidak banyak berbeda dengan paham hedonisme yang dikembangkan oleh Epicurus masa Yunani kuno. Begitu juga dengan pendapatnya agar pemerintah melakukan campur tangan seminimal mungkin dalam perekonomian (Laissez faire laissez passer) sudah dibicarakan oleh Francis Quesnai sebelumnya.
Adam Smith sebagai pendiri paham klasik hidup pada tahap awal revolusi industri di Inggris. Situasi yang ada pada saat itu, menjadi acuan bagi Adam Smith dalam mengembangkan pemikirannya. Pandangan-pandangannya yang optimis tentang kekayaan bangsa-bangsa tidak orisinal, tetapi dia telah berhasil mengutuhkan berbagai pandangan yang relevan dengan pembahasannya. Pembahasan teori ongkos produksi, upah, laba, dan sewa. Di samping itu, teori pembangunannya telah memperhitungkan pertumbuhan penduduk, pembagian kerja dan akumulasi modal.
Pada sekitar tahun 1776, kepulauan Inggris masih dalam tahap transisi. Dunia perdagangan baik di dalam maupun keluar negeri telah berkembang, sedangkan sektor industri dan pertanian mulai menampakkan perbaikan. Dengan pandangan-pandangannya itu sebenarnya Smith menentang arus. Pemikiran merkantilis masih berkembang pada masa itu. Paham merkantilis menekankan pada peranan negara dalam kegiatan ekonomi.
Pendekatan Adam Smith, bila dibandingkan dengan pemikiran-pemikiran paham sebelumnya, lebih terpadu, konsisten, mendalam, dan bersifat lebih umum. Membicarakan kekayaan sangat penting, karena itulah subyek pengkajian ekonomi. Dia menantang pandangan kaum Merkantilis yang menyatakan bahwa kekayaan itu terdiri dari uang dan logam-logam mulia. Perdagangan internasional bukan semata-mata untuk mendapatkan logam-logam mulia, tetapi untuk pertukaran komoditi yang diperlukan, memperluas pasar, dan hal ini akan meningkatkan pembagian kerja.
2.2 Pokok Pemikiran Klasik (Adam Smith)
Paham filsafat naturalis merupakan landasan pemikiran Adam Smith. Tulisan Smith terdiri dari penjelasan menyeluruh megenai berbagai tulisan merkantilis dan fisokrat yang disentiskan dengan baik menjadi satu bahan kajian ekonomi. Perbedaan pendapat antara Smith dan kaum fisiokrat salah satunya mengenai faktor yang menentukan kemakmuran, dimana kaum fisiokrat percaya bahwa alam dan lahan yang menentukan tingkat kemakmuran. Sedangkan menurut Smith, penentuan tingkat kemakmuran adalah kemampuan manusia sendiri sebagai faktor produksi.
Pembahasan Smith lebih banyak bersifat mikro dengan penekanan pada penentuan harga yang dilakukan dengan pendekakatan deduktif beserta dengan penjelasan historisnya. Smith berpandangan optimis tentang masa depan dunia. Fokus utamanya adalah peningkatan individu melalui kesederhanaan dan perilaku yang baik, menabung dan berinvestasi, perdagangan dan pembagian kerja, pendidikan dan pembentukan kapital, serta pembuatan teknologi baru. Beliau lebih tertarik untuk meningkatkan kemakmuran ketimbang membagi-bagi kemakmuran (Becker, 2007).
Salah satu pemikiran Smith yang tertuang dalam buku-bukunya, menghasilkan sebuah  pemikiran mengenai sistem ekonomi kapitalisme. Pemikiran kapitalisme adalah sebuah sistem ekonomi yang filsafat sosial dan politiknya didasarkan kepada azas pengembangan hak milik pribadi dan pemeliharaannya serta perluasan faham kebebasan. Roh pemikiran ekonomi Adam Smith adalah perekonomian yang berjalan tanpa campur tangan pemerintah. Model pemikiran Adam Smith ini disebut Laissez Faire yang berasal dari bahasa Perancis, digunakan pertama kali oleh para fisiokrat di abad ke 18 sebagai bentuk perlawanan terhadap intervensi pemerintah dalam perdagangan. Laissez-faire menjadi sinonim untuk ekonomi  pasar bebas yang ketat selama awal dan pertengahan abad ke-19 (Skousen, 2005).
Secara umum, istilah Laissez Faire dimengerti sebagai sebuah doktrin ekonomi yang tidak menginginkan adanya campur tangan pemerintah dalam perekonomian. “In economics, Laissez-faire means allowing industry to be free of government restriction, especially restrictions in the form of tariffs and government monopolies.” Adam Smith memandang produksi dan perdagangan sebagai kunci untuk membuka kemakmuran. Agar produksi dan perdagangan maksimal dan menghasilkan kekayaan universal, Smith menganjurkan pemerintah memberikan kebebasan ekonomi kepada rakyat dalam bingkai perdagangan bebas baik dalam ruang lingkup domestik maupun internasional (Skousen, 2005).
Dalam bukunya The Wealth of Nations, Smith juga mendukung prinsip “kebebasan alamiah”, yakni setiap manusia memiliki kebebasan untuk melakukan apa yang diinginkannya tanpa campur tangan pemerintah. Ini mengandung pengertian negara tidak boleh campur tangan dalam perpindahan dan perputaran aliran modal, uang, barang, dan tenaga kerja.
Berbicara mengenai arti nilai dalam ekonomi, Smith mengidentifikasikan barang memiliki dua nilai yakni nilai guna (value in use) dan nilai tukar (value in exchange). Nilai tukar barang akan ditentukan oleh jumlah tenaga (labor) yang diperlukan selama menghasilkan barang tersebut, sedangkan nilai guna adalah nilai kegunaan atau fungsi barang itu sendiri (Deliarnov, 2010). Contoh nilai tukar barang dapat dilihat dari tingkat keterampilan ataupun lama waktu yang digunakan dalam proses pembuatan barang yang nantinya dipakai dalam menentukan harga. Menurut Smith, hubungan antara nilai tukar dan nilai guna bersifat relatif. Hal ini terlihat dari perumpamaan air dan intan yang ia jelaskan sebagai contoh kasus dimana air yang notabene memiliki nilai guna lebih tinggi, tidak memiliki harga yang lebih tinggi pula dibandingkan intan yang sebenarnya tidak memiliki nilai guna. Teori nilai Smith sebenarnya merupakan salah satu kelemahan dari teori klasik yang tidak mengedepankan nilai utilitas, namun persoalan paradoks ini selanjutnya mampu dipecahkan oleh murid Smith yakni Alfred Marshall (Deliarnov, 2010).
Perbedaan utama mengenai teori ekonomi klasik dan neoklasik dapat dilihat dari konsep utility. Dalam ekonomi klasik, utilitas tidak menjadi kajian dalam pelbagai teori yang dibawa olehnya baik dari segi nilai, labor ataupun pertumbuhan. Dalam teori klasik, nilai keseimbanganlah yang menjadi patokan harga dibandingkan nilai-nilai penawaran dan permintaan (supply and demand). Sedangkan dalam neoklasik, nilai keperluan menjadi prioritas utama disamping nilai kesetimbangan yang juga digunakan dalam mengontrol supply and demand (Button, 2014).
Dari segi nilai (value), ekonomi klasik dan neoklasik memiliki definisi yang sangat berbeda. Dalam teori klasik, nilai suatu barang sama dengan harga yang digunakan dalam produksi. Sedangkan dalam neoklasik, nilai suatu barang bertumpu pada fungsi supply and demand. Maka dari itu, dalam ekonomi klasik, value bersifat inherent (tidak terpisahkan) dan dalam neoklasik value bersifat perceived property (dirasakan). Dengan kata lain, dalam neoklasik nilai merupakan harga sedangkan dalam neoklasik nilai berarti keperluan. Hal ini selanjutnya menjadi permasalahan baru bagi ekonomi klasik dalam mendefinisikan profit dalam kegiatan ekonomi. Apabila nilai sama dengan harga, maka darimanakah profit atau keuntungan tersebut dapat diperoleh? Hal ini dikritik oleh para kaum neoklasik yang mendefinisikan profit sebagai kelebihan dari pendapatan diatas biaya atau ongkos. Jadi, jika penawaran dan permintaan untuk hasil barang dengan harga lebih tinggi dari tenaga kerja dan modal yang masuk ke dalam biaya produksi, maka barang dan komponennya hanya memiliki harga keseimbangan juga berbeda (Button, 2014).
Selanjutnya, dari segi rasionalitas neoklasiklah yang cenderung menekankan nilai-nilai ini. Dalam neoklasik, individu memiliki pilihan rasional yang menjadi acuan dalam perilaku jual beli, dimana individu cenderung untuk memaksimalkan keperluan mereka dan perusahaan berusaha untuk memaksimalkan keuntungan. Sedangkan dalam teori klasik, tidak ada perbedaan antara perusahaan dan individu mengenai prinsip rasionalitas. Yang ada hanya tingkat pendapatan keuntungan yang sama antara perusahaan dan pekerja (salah satu keuntungan ekonomi yang dikarenakan invisible hand dalam pasar bebas). Terakhir adalah mengenai konsep keseimbangan. Bagi ekonomi klasik, keseimbangan (equilibrium) dapat dicapai apabila tabungan sama dengan investasi, sedangkan bagi neoklasik keseimbangan terjadi dalam titik pertemuan antara kurva penawaran dan permintaan. Hal ini merupakan perbedaan yang paling fundemantal antar ekonomi klasik dan neoklasik, karena keduanya menggunakan komponen unsur yang berbeda (Button, 2014).
Pemikiran yang ditulis Smith juga meliputi filsafat sosial dan politik, dan juga pemikiran ekonomi yang diturunkan dari filsafat tersebut. Berikut adalah penjelasan dari pemikiran tersebut:
1)   Filsafat Sosial dan Politik
Adam Smith menyatakan bahwa pada hakekatnya perilaku manusia mempunyai enam motif. Keenam motif itu antara lain: cinta diri sendiri (self-love), simpati, keinginan untuk merdeka, mempunyai sopan santun, senang bekerja dan cenderung untuk saling menukar, barter dengan barang-barang lain. Dengan dasar dan motif ini manusia bebas mempertimbangkan dan memperoleh apa yang dia rasa patut untuk kepentingan dirinya.
 Mencintai diri sendiri saling berkaitan dengan motif-motif lainnya, terutama  dengan motif simpati dimana akan dicapai keseimbangan alamiah perilaku manusia, yang menurut Smith diatur oleh invisible hand. Konsekuensi dari motif tersebut adalah campur tangan pemerintah yang terlalu jauh yang akan bersifat negatif. Tiga tugas utama pemerintah adalah: pertama, tugas pertahanan dan keamanan; kedua, menjamin tegaknya keadilan; dan ketiga, mempersiapkan public works dan hal-hal yang bersifat kelembagaan yang tidak dapat dilakukan secara individu.
Kemudian, pertukaran akan mendatangkan kepuasan serentak bagi dua individu. Setiap orang menghasilkan sesuatu yang dapat menguntungkan dirinya dan dipertukarkan dengan orang lain. Ini berarti, pembuatan barang atau jasa telah mempertimbangkan kepentingan orang lain. Smith tidak hanya melihat sektor pertanian sebagai sektor yang produktif, tetapi mempelajari lebih luas hubungan perdagangan, industri dengan pertanian. Dengan mendorong investasi ke sektor industri akan mengembangkan sektor pertanian dan menimbulkan kegiatan pertukaran. Ini berarti memajukan perdagangan.
2)   Teori Nilai
Menurut Smith, kekayaan suatu bangsa tergantung pada: pertama, tingkat produktivitas tenaga kerja; dan kedua, jumlah penggunaan tenaga kerja, yakni tenaga kerja produktif yang terpakai. Smith memulai pembahasan pembagian kerja karena hal ini menyangkut dasar terjadinya transformasi dari bentuk tenaga kerja yang konkrit dan produktif yang menghasilkan barang-barang (nilai guna) menjadikan tenaga kerja sebagai suatu unsur sosial. Secara abstrak, inilah yang menjadi sumber kekayaan (nilai tukar). Pembagian kerja adalah dasar untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja.
Smith juga berpendapat bahwa pada dasarnya tindak laku manusia berasal pada kepentingan sendiri (self-interest) bukan belas kasihan ataupun perikemanusiaan (Deliarnov, 2010). Meskipun terdengar kurang baik, hal ini bukan berarti kita tidak dapat berhubungan dengan sesama manusia, kita tetap bisa menjalankan bisnis dengan manusia. Namun,  perlu dingat bahwa manusia melakukan segala sesuatunya berdasar pada “self-interest” manusia itu sendiri. Dalam pembagian kerja, Smith menyimpulkan bahwa produktivitas tenaga kerja akan lebih maksimal apabila dilakukan pembagian kerja (division of labor) . Artinya, pembagian melalui spesialisasi perorangan yang melakukan produksi akan menghasilkan output yang lebih baik dan lebih efisien. Smith juga menjelaskan dengan menggunakan teknologi-teknologi baru dalam sistem produksi akan meningkatkan hasil produksi pula. Maka dari itu, Smith percaya pada kekuatan investasi dalam pembelian atau penggunaan teknologi.
3)   Teori Modal dan Distribusi
Pada ekonomi yang lebih modern, telah terjadi akumulasi modal dan lahan dimiliki tuan lahan, sedangkan pemilik modal mendapat laba. Dengan demikian terjadi pergeseran arti teori nilai. Dengan demikian, nilai nyata suatu barang sama dengan ongkos produksi. Jadi, sumber nilai bukan hanya tenaga kerja, tetapi juga lahan dan pemilik modal.
Hal ini menimbulkan pertanyaan “dari mana nilai surplus itu berasal?”. Smith menolak pendapat yang menyatakan bahwa surplus berasal dari barang yang dijual dengan tingkat harga di atas nilainya. Nilai itu katanya mengandung dua bagian yakni, kepada tenaga kerja di satu pihak dan pemilik modal (termasuk lahan). Pengertian ini sejalan dengan paham Fisiokrat, tetapi Fisiokrat berpendapat bahwa terjadi nilai tambah (value added) sebagai hasil tenaga kerja, bukan hadiah dari alam. Dengan demikian, sulit mengatakan bahwa sumber nilai satu-satunya adalah tenaga kerja.
Penjelasan Smith sebagian menyangkut teori distribusi yakni hasil dari setiap golongan masyarakat. Pertama, kelompok kerja subsisten, dan kedua, hasil dari pemilik lahan, dan pemilik modal. Inilah yang membuat teori ongkos produksi lebih relevan dari teori ongkos tenaga kerja. Dengan demikian, laba merupakan bagian dari nilai barang yang dihasilkan merupakan milik kapitalis. Hubungan upah dan laba berlawanan. Peningkatan persediaan modal karena persaingan berakibat pada tingkat laba yang menurun sedangkan permintaan tenaga kerja meningkat. Keadaan terakhir ini akan meningkatkan pula tingkat upah. Tingkat laba menurut Smith adalah sekitar jumlah modal yang hilang dalam proses produksi ditambah jasa pemilik modal.
Tingkat laba memang berfluktuasi tetapi dengan kemajuan masyarakat, tingkat laba cenderung turun. Akumulasi modal meningkatkan persaingan dan negara semakin banyak penduduknya sedangkan lahan yang kurang subur akan digunakan semakin meluas. Berkenaan dengan hal yang terakhir ini, Smith mengemukakan teori tentang rente sebagaimana juga laba dan upah bagian dari nilai barang, tetapi efeknya terhadap harga barang tidak seperti efek laba dan tingkat upah. Tinggi rendahnya laba dan upah menyebabkan tinggi rendahnya tingkat barang.
Smith berpendapat bahwa rente tidak termasuk penentu tingkat harga. Rente bukanlah sebab tetapi akibat, maka jika tingkat harga barang meningkat maka rente ikut meningkat. Jika harga hasil pertanian hanya cukup untuk menutupi ongkos-ongkos kapitalis, maka lahan tidak terkena beban sewa, tetapi jika tingkat harga meningkat, maka tuan lahan menjadi monopolis. Sebenarnya, dari pandangan ini terlihat terjadi ketidakazasan teori rente.

Teori Keunggulan Mutlak/ Absolute Adam smith
Teori keunggulan mutlak (theory of absolute advantage) merupakan teori yang dikemukakan oleh Adam Smith. Teori ini menyatakan bahwa setiap negara akan memperoleh manfaat perdagangan internasional apabila melakukan spesialisasi pada produk yang mempunyai efisiensi produksi lebih baik dari negara lain, dan melakukan perdagangan internasional dengan negara lain yang mempunyai kemampuan spesialisasi pada produk yang tidak dapat diproduksi di negara tersebut secara efisien.
Menurutnya, suatu negara dapat disebut memiliki keunggulan mutlak dari negara lain jika negara tersebut memproduksi barang atau jasa yang tidak dapat diproduksi oleh negara lain. Misalnya, Indonesia memproduksi keris dan tidak memproduksi satelit pemancar. Sebaliknya, Jepang memproduksi satelit pemancar dan tidak memproduksi keris. Dengan demikian, perdagangan internasional akan terjadi di antara keduanya bila Indonesia dan Jepang bersedia bertukar satelit pemancar dan keris.
Teori absolut advantage (Keunggulan Mutlak) ini didasarkan pada beberapa asumsi pokok antara lain:
·           Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja saja.
·           Kualitas barang yang diproduksi kedua negara sama.
·           Pertukaran dilakukan secara barter atau tanpa uang.
·           Biaya transpor ditiadakan.
 The Wealth of Nations, edisi London 1776
The Wealth of Nations menjadi berpengaruh karena telah dengan keras membuat bidang ekonomi dan perkembangannya ke dalam disiplin yang sistematis dan berdiri sendiri. Dalam dunia barat, masih dibincangkan kalau ini merupakan buku paling berpengaruh dalam subyek tersebut yang pernah diterbitkan.
Ketika buku tersebut menjadi manifestasi klasik melawan merkantilisme (teori di mana cadangan besar dari logam mulia merupakan keharusan bagi suksesi ekonomis), muncul pada tahun 1776, ada kesadaran kuat untuk perdagangan bebas baik di Inggris maupun Amerika. Perasaan baru ini telah dilahirkan dari kesusahan keadaan ekonomi dan kemiskinan yang diakibatkan oleh Perang kemerdekaan Amerika. Bagaimanapun, pada saat publikasinya, tidak semua orang lantas yakin pada kelebihan perdagangan bebas: publik dan parlemen di Inggris masih memakai sistem merkantilisme untuk beberapa tahun kedepannya.
Satu dari poin utama The Wealth of Nations adalah pasar bebas, ketika penampilannya kacau dan tidak teratur, sebenarnya dipandu untuk membuat nilai yang benar dan bermacam barang oleh "tangan-tangan tak terlihat" (sebuah imej yang dipakai Smith dalam Teory of Moral Sentiments, tetapi pertama kali dipakai dalam esai miliknya, "Sejarah Astronomy"). Jika sebuah kelangkaan produk terjadi, misalnya, maka harganya naik, membuat marjin keuntungan yang membuat insentif bagi yang lain untuk masuk ke produksi tersebut, dan mengatasi kelangkaan.
 Jika terlalu banyak produsen yang masuk ke pasar, kompetisi yang meningkat di antara para manufaktur dan kenaikan penawaran akan menurunkan harga di produk tersebut sampai titik di mana harga produksinya, harga natural. Bahkan jika keuntungan sampai kosong pada "harga natural", maka akan ada insentif untuk memproduksi barang dan jasa, dan semua ongkos produksi, termasuk kompensasi untuk buruh pemilik, juga dimasukkan dalam harga barang jual. Jika harga jatuh di bawah keuntungan kosong, produsen akan keluar dari pasar, jika mereka berada di atas keuntungan kosong, produsen akan masuk ke pasar. Smith percaya kalau motif manusia seringkali egois dan tamak, kompetisi dalam pasar bebas akan bertujuan menguntungkan masyarakat seluruhnya dengan memaksa harga tetap rendah, di mana tetap membangun dalam insentif untuk bermacam barang dan jasa. Selain itu, dia cemas akan pebisnis dan melawan formasi monopoli.

Esensi Model Ekonomi Klasik
Ringkasnya, model ekonomi klasik yang dikembangkan oleh Smith, dan didukung oleh murid-muridnya dari generasi ke generasi, terdiri dari empat prinsip umum:
1).    Penghematan, kerja keras, kepentingan diri yang baik, dan kedermawaan terhadap orang lain adalah kebajikan dan karena itu harus didukung.
2).    Pemerintah harus membatasi kegiatannya pada peraturan keadilan, memperkuat hal milik privat, dan mempertahankan negara dari serangan asing.
3).    Dibidang ekonomi, negara harus mengadopsi kebijakan laissez faire nonintervensi (perdagangan bebas, pajak rendah, birokrasi minimal, dan sebagainya)
4).    Standar klasik emas/perak akan mencegah negara mendepresiasi mata uang dan dan menghasilkan lingkungan moneter yang stabil di mana ekonomi berkembang.

2.3 Keuntungan dari Pemikiran Klasik (Adam Smith)
Teori klasiknya memiliki pandangan-pandangan baru yang pada masanya merupakan tahap awal revolusi industry. Pembahasannya terentang dari teori ongkos produksi, upah, laba, sewa serta teorim pembangunan yang turut memperhitungkan nilai pembagian kerja dan akumulasi modal.  Selain itu juga dari teori keunggulan mutlak dan perdagangan bebas, bebarapa Negara mendapatkan keuntungan sendiri saat menerapkan teori tersebut.
2.4 Bagaimana Pemikiran Klasik (Adam Smith) Valid, Berguna atau Benar dalam Suatu Waktu
Dukungan Smith terhadap kebebasan alamiah menimbulkan pemikiran baru dikalangan generasi, kata-katanya mengubah arah politik, menghancurkan doktrin proteksionisme merkantilisme lama dan membebaskan belenggu manusia. Sebagian besar negeri di seluruh dunia yang mulai bergerak menuju perdagangan bebas bisa dikatakan dipengaruhi oleh pemikiran karya Adam Smith. The Wealth of Nations adalah dokumen ideal untuk melengkapi revolusi industri dan hak-hak politik manusia.
Pengaruh
The Wealth of Nations salah satu usaha terawal untuk mempelajari bangkitnya industri dan perkembangan ekonomi di Eropa, merupakan pengawal ke disiplin akademis modern dari ekonomi. Ini memberi salah satu rasional intelektual paling dikenal untuk perdagangan bebas dan kapitalisme, mempengaruhi secara luas tulisan ekonom selanjutnya.
Ada beberapa kontroversi atas perluasan dari keaslian Smith dalam Wealth of Nations. Beberapa berpendapat kalau karya tersebut menambah hanya sedikit dari ide yang sudah ada sebelumnya dari Anders Chydenius (The National Gain 1765), David Hume dan Baron de Montesquieu. Sebenarnya, banyak dari teori Smith hanya menjelaskan tren sejarah dari merkantilisme dan menuju perdagangan bebas dimana telah dikembangkan selama beberapa dekade dan memiliki pengaruh signifikan dalam kebijakan pemerintah. Bagaimanapun, karya Smith merangkum ide mereka secara komperhensif, dan juga menjadi salah satu buku paling berpengaruh dan penting saat ini dalam bidang ekonomi.
Smith berada di peringkat 30 di Daftar orang paling berpengaruh-nya Michael H. Hart. Dari 13 Maret 2007 kesana potret Smith muncul dalam £ 20 baru. Dia merupakan orang Skotlandia pertama yang ditampikan dalam mata uang tersebut oleh Bank of England. Pada 25 Juni 2006, dimana Warren Buffet mengumumkan kalau dia akan menyumbangkan kekayaannya ke The Bill and Melinda Gates Foundation, dia dihadiahi salinan dari Wealth of Nations Adam Smith oleh Bill Gates. Adam Smith merupakan insipirasi dari grup konservatif dari Missouri, Adam Smith Foundation.

2.5 Pokok Pemikiran dari Mahzab Klasik (Adam Smith) yang Berkontribusi Lama
Pemikiran-pemikiran Adam Smith masih digunakan hingga kini. Pemikiran kapitalisme masih menjadi pemikiran yang diterapkan hingga saat ini. sistem ekonomi kapitalis masih digunakan dibeberapa negara, khususnya di negara-negara barat. Selain itu juga, dari pemikiran Adam Smith ini sampai saat ini perdagangan bebas dan keunggulan mutlak masih di terapkan di beberapa Negara.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Adam Smith sebagai Bapak ekonomi modern dengan teori klasiknya memiliki pandangan-pandangan baru yang pada masanya merupakan tahap awal revolusi industri. Pembahasannya terentang dari teori ongkos produksi, upah, laba, sewa, serta teori pembangunan yang turut memperhitungkan nilai pembagian kerja dan akumulasi modal.
Landasan pandangan ekonomi kalsik adalah kepentingan pribadi (self-interest) dengan kemerdekan alamiah, sehingga setiap orang dengan tepat mengetahui apa yang perlu dan menguntungkan bagi dirinya. Bila dibandingkan dengan pemikiran-pemikiran paham sebelumnya, teori Smith cenderung lebih terpadu, konsisten, mendalam, dan bersifat lebih umum dengan banyak membicarakan mengenai kekayaan.
Beliau juga menantang pandangan kaum Merkantilis yang menyatakan bahwa kekayaan itu terdiri dari uang dan logam-logam mulia. Menurut Smith, perdagangan internasional bukan semata-mata untuk mendapatkan logam-logam mulia tetapi untuk pertukaran komoditi yang diperlukan, memperluas pasar dan hal ini yang akan meningkatkan pembagian kerja. Mengenai perbedaanya dengan neoklasik, penulis berpendapat bahwa teori klasik yang diusung oleh Smith memiliki banyak kekurangan yang belum bisa dijelaskan dari sisi rasionalitas seperti halnya yang telah disempurnakan oleh neoklasik.
Definisi mengenai keperluan, penawaran dan permintaan seharusnya juga diperhitungkan oleh teori kalsik dalam mencapai keuntungan yang diinginkan seperti halnya masalah paradoks mengenai air dan intan yang belum bisa dijelaskan dengan baik oleh teori klasik. Selain itu, Adam Smith juga mengungkapkan adanya teori keunggulan mutlak dan perdagangan bebas dalam perdangan antar Negara.
Daftar Pustaka
Becker, Gary S., 2007. Economic Theory. New Jersey:Transaction Publishers.
Deliarnov, 2010. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta:Rajawali Pers.
Nanxsu.blog.com/2012/03/27/teori-ekonomi-klasik/ diakses pada Sabtu, 5 Maret 2016 pukul 20.00.
Skousen, Mark, 2007. Sang Maestro Teori-Teori Ekonomi Modern. Jakarta:Prenada Media.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Adam_Smith

2 komentar:

  1. PokerStars Casino | Best New Slots and Table Games - KADangpintar
    PokerStars is a kadangpintar new online gambling brand 바카라 사이트 created and developed in หารายได้เสริม collaboration with a brand of slot machines, virtual poker, roulette and baccarat that brings all the action

    BalasHapus
  2. Mohegan Sun to launch online sports betting at Pocono Downs
    The Mohegan Sun 상주 출장마사지 Pocono race 양산 출장안마 and sportsbook will open at 8 p.m. Thursday with 삼척 출장안마 the simulcast 정읍 출장안마 running on the first Thursday of every 원주 출장안마 week on

    BalasHapus